|

Ditemukan, Molekul Pencegah Diabetes Tipe I

Para peneliti di University of Colorado School of Medicine berhasil menemukan sejenis molekul khusus yang dapat mencegah perkembangan diabetes tipe 1 pada tikus, dan memiliki efek yang sama pada sel manusia penderita diabetes.

Peneliti berharap, temuan tersebut menjadi  harapan baru khususnya dalam memerangi diabetes tipe I, disamping juga penyakit gangguan autoimun lainnya seperti rheumatoid arthritis (RA), multiple sclerosis dan celiac (peradangan pada usus kecil). Temuan ini dipublikasikan dalam edisi terbaru The Journal of Immunology.

"Kami menemukan bahwa ketika Anda menempatkan sebuah molekul tertentu ke dalam kantung struktural tertentu, maka akan dapat menghambat pembentukan diabetes," kata George Eisenbarth, MD, Ph.D., direktur eksekutif Barbara Davis Center yang bekerjasama dengan Aaron Michels, MD, asisten professor dari University of Colorado School of Medicine.

Para peneliti sedang mencari molekul kecil yang mampu mengisi kantong-kantong sepanjang alur pengikat protein. Beberapa molekul tersebut diketahui dapat masuk ke kantong-kantong dan menghambat presentasi dari insulin untuk meningkatkan kekebalan sel.

Seperti diketahui, diabetes tipe I adalah suatu kondisi di mana tubuh tidak mampu untuk menghasilkan hormon insulin karena pankreas tidak berfungsi akibat dirusak  sistem kekebalan tubuh sendiri (autoimun).

Michels dan Eisenbarth menemukan bahwa senyawa Glyphosine mampu meningkatkan presentasi insulin dan mencegah diabetes pada tikus. Hal ini memiliki efek yang sama pada sel manusia. Bahkan menurut mereka, tikus dapat tetap terbebas dari penyakit diabetes selama menerima suntikan senyawa tersebut setiap harinya. Namun pada tikus yang sudah menderita diabetes, hal tersebut tidak aka
n berguna.

"Teknik ini juga akan berlaku untuk gangguan autoimun lain seperti arthritis dan penyakit celiac," kata Michels.

Ia menambahkan, untuk langkah berikutnya akan dilakukan percobaan secara khusus pada sel manusia dan mengembangkan sebuah terapi baru untuk dapat digunakan secara klinis. Hal tersebut setidaknya akan terwujud dalam waktu lima tahun ke depan. Sumber : Kompas Online

Posted by Administrator on 05.29. Filed under . You can follow any responses to this entry through the RSS 2.0. Feel free to leave a response
loading...

Recently Commented

Recently Added